Desa
Sade terletak di pinggir jalan antara Kota Mataram-Praya, ibukota Lombok
Tengah. Jarak dari kota Mataram kurang lebih 20 kilometer atau setengah jam
perjalanan dengan mobil. Wisatawan yang hendak ke sana bisa menggunakan
angkutan umum dari Kota Mataram menuju Pray
Bale Tani ini terdiri dari dua bagian yaitu emperan dan
ruang dalam. Ruangan ini
dipisahkan dengan pintu yang cukup kuat. Emperan tempat bapak, ibu dan anak
laki-laki tidur. Sedangkan ruang dalam dipergunakan untuk anak gadis dan ibu
melahirkan. Emperan ini dibuat tinggi di atas lutut orang dewasa. Kemudian
ruang dalam dihubungkan dengan tiga trap untuk menuju pintu masuk. Di emperan
ada tempat tidur dan tikar sebagai alas tidur.
''Pekerjaan
menenun merupakan pekerjaan sambilan kaum wanita di sini, setelah tidak ada
pekerjaan di sawah. Hasil tenunan ini kemudian dikumpulkan untuk dijual di art shop koperasi. Setiap art shop beranggotakan
15-20 orang,'' kata pemandu wisatawan di Desa Sade, Selasa (28 Juni 2010) yang
lalu.
Hasil
tenunan warga Sade berupa taplak meja, kain sarung, kain sal, kain songket, selendang
dan lain-lain. Tenunan tersebut dipajang di emperan-emperan rumah mereka atau
di gasebo di sekitar rumah. Sedangkan para wisatawan bisa berkeliling menyusuri
lorong kecil dari rumah ke rumah warga Sade.
Harga
kain tenunan yang dijual di Desa Sade berharga antara 50-200 ribu. Hasil
penjualan dibagi setiap bulan sekali. Setiap anggota koperasi bisa mendapatkan
antara Rp 100-150 ribu per bulan. ''Besar kecilnya penghasilan tergantung dari
ramai tidaknya wisatawan yang datang ke sini. Bulan Desember merupakan hari
yang ramai.''
Selama
di dalam dusun ini sangat terasa kerukunan, kenyamanan dan kedamaian
lingkungan, kenyamanan yang sangat sulit didapat di kota besar, walaupun dusun
Sade berada di tempat keramaian tepi jalan raya sungguh terasa sekali kedamaian
dan kerukunan saat berada di Sade.
Bila anda
suatu saat berlibur ke Pulau Lombok, sempatkanlah mampir sejenak di Desa Sade
yang berada di Lombok Tengah. Desa wisata ini menawarkan pengalaman unik
kepada wisatawan dengan melihat dari dekat kehidupan sehari - hari suku Sasak,
suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Lokasinya juga tidak jauh dari
Bandara Internasional Lombok (BIL). Anda hanya membutuhkan waktu 20-30
menit saja untuk mencapai Desa Sade dan merasakan denyut nadi suku Sasak di
desa ini. Bagi anda yang berniat melakukan perjalanan menuju Pantai Kuta
dan Pantai Tanjung Aan, anda akan melewati desa ini. Saya sendiri
merasakan ketertarikan yang begitu dalam ketika melewati desa ini dalam
perjalanan menuju Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan. Niat untuk singgah dan
berkeliling di desa wisata ini akhirnya baru kesampaian setelah kunjungan
ketiga kalinya ke Bumi Mandalika ini.
Rumah suku Sasak ini begitu
sederhana. Rumah yang berukuran sekitar 7 x 5 meter itu dibagi ke dalam 2
ruangan yaitu bale luar dan bale dalam. Pemandu kami lalu menjelaskan
bahwa bale luar adalah area untuk menerima tamu sekaligus ruang tidur bagi
laki- laki. Walaupun dipergunakan untuk menerima tamu namun jangan anda
bayangkan ada seperangkat kursi tamu di bale luar ini. Saya hanya menemui
tempat tidur dan lemari serta beberapa barang - barang lainnya.
Bale dalam letaknya di belakang dari bale luar dan
dihubungkan oleh anak tangga. Untuk mencapai pintu masuk ke bale dalam
yang ukurunnya lebih mini lagi dibandingkan dengan ukuran pintu masuk rumah,
anda harus menapaki 3 anak tangga. Jumlah anak tangga ini pun tidak
sembarangan dan memiliki arti tersendiri. Menurut sang pemandu, jumlah
anak tangga itu sesuai dengan filosofi suku Sasak yaitu Wetu Telu dimana
menurut kepercayaan suku Sasak hidup manusia itu termaknai dalam 3 tahapan
yaitu lahir, berkembang dan mati. Bale dalam adalah ruang yang lebih
privasi bagi suku Sasak si pemilik rumah. Di bale dalam ini terdapat
tungku untuk memasak dan ruangan tidur untuk perempuan yang juga digunakan
untuk ruangan melahirkan. Bale dalam tidak memiliki jendela dan
penerangannya hanya berasal dari lampu yang terletak di pojok ruangan.
Secara umum, sebagai suku Sasak asli, masyarakat Sade masih
menganut kepercayaan Wektu Telu
yaitu kepercayaan Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu, Buddha, maupun
kepercayaan tradisional kuno lainnya. Meski demikian, mereka tetap melaksanakan
salat wajib lima waktu. Kaum perempuan pada Masyarakat Sade
masih tetap mahir menenun. Mereka memproduksi kain tenun ikat Lombok yang
indah dan menawan. Saya masih bisa menyaksikan mereka menenun dan langsung
menjual hasil tenunannya itu pada para pengunjung.
Yang paling unik dan membuat saya tercengang dari rumah khas Sasak tersebut adalah cara mereka membersihkan lantai rumah mereka. Kalau orang-orang di perkotaan atau modern selalu menggunakan zat pembersih lantai, namun tak demikian dengan rumah Sasak. Untuk mengepel lantai rumah, mereka menggunakan kotoran kerbau yang disebar ke seluruh lantai. Penggunaan kotoran kerbau ini sebenarnya ada maksudnya. Konon katanya, kotoran kerbau itu mengandung zat yang mampu mengusir nyamuk dan memberikan efek hangat di dalam ruangan rumah, terutama ketika di malam hari atau suhu udara dingin. Yang membuat saya takjub lagi, ketika sudah mengering, kotoran kerbau tersebut tak meninggalkan bau di dalam ruangan rumah mereka. Itulah yang saya rasakan ketika memasuki rumah tradisional suku Sasak di Desa Sade.
Beruga,
tempat pertemuan warga atau upacara adat
Rumah-rumah di kampung itu berjajar dengan tinggi
yang hampir sama antara satu rumah dengan rumah yang lainnya sehingga terkesan
sangat rapi. Di beberapa sudut kampung, terdapat lumbung padi dengan
bentuk yang unik, yakni atapnya berbentuk topi terbuat dari alang-alang atau
rumput gajah. Padi dimasukkan melalui jendela terbuka.
Pintu di
bagian dalam rumah adat suku Sasak,
Lantai rumah tersebut terbuat dari tanah. Yang
unik adalah cara membersihkan lantainya. Mereka “ngepel” dengan menggunakan
kotoran kerbau yang disebar ke seluruh lantai. Penggunaan kotoran kerbau ini
sebenarnya ada maksudnya. Konon katanya, kotoran kerbau itu mengandung zat yang
mampu mengusir nyamuk dan memberikan efek hangat di dalam ruangan rumah,
terutama ketika di malam hari atau suhu udara dingin
Masjid di Desa Sade
Di salah satu sudut desa terdapat sebuah masjid
dengan atap yang juga terbuat dari alang-alang. Secara umum, sebagai suku
Sasak asli, masyarakat Sade masih menganut kepercayaan Wektu Telu yaitu
kepercayaan Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu, Budha, maupun kepercayaan
tradisional kuno lainnya. Meski demikian, mereka tetap melaksanakan salat wajib
lima waktu.
GAMBAR GEDUNG BARU KAMPUS AKPAR MATARAM
Akpar adalah salah satu kampus yang membuka program yang
bergerak dibidang pariwisata yang memiliki jurusan 1. d3 perhotelan, 2, d3 upw
, d1 boga.
Rencananya akpar mataram tahun ini akan menjadi STP mataram. berdasarkan kopertis akapar mataram sudah memenuhi syarat cuman ada beberapa syarat yang masih belum terpenuhi, dibagian administrasi.Pudir 1akpar mataram optimis untuk tahun 2012 akapar harus menjadi STP MATARAM. apalagi gedung yang sedang dibangun disamping musolla dan restaurant akpar mataram memakan biaya sekitar 2 m rupiah. bagunan ini juga menjadi salah satu syarat penting untuk menjadi STP MATARAM.
Gedung ini rencana dibangun bertingkat dan dilengkapi fasilitas lengkap seperti: ball room atau aula, kamar hotel, housekeeping store, office upw, ruang kelas, lab bahasa, lab komputer dan perpustakaan.
Rencananya akpar mataram tahun ini akan menjadi STP mataram. berdasarkan kopertis akapar mataram sudah memenuhi syarat cuman ada beberapa syarat yang masih belum terpenuhi, dibagian administrasi.Pudir 1akpar mataram optimis untuk tahun 2012 akapar harus menjadi STP MATARAM. apalagi gedung yang sedang dibangun disamping musolla dan restaurant akpar mataram memakan biaya sekitar 2 m rupiah. bagunan ini juga menjadi salah satu syarat penting untuk menjadi STP MATARAM.
Gedung ini rencana dibangun bertingkat dan dilengkapi fasilitas lengkap seperti: ball room atau aula, kamar hotel, housekeeping store, office upw, ruang kelas, lab bahasa, lab komputer dan perpustakaan.
Akademi Pariwisata Mataram sebagai institusi pendidikan siap untuk
memapah anda menuju kepada kesuksesan dalam industri Pariwisata. Nah……
Segeralah mendapatkan informasinya di kampus tercinta Akademi Pariwisata
Mataram, di Jalan Panji Tilar Negara 99X tanjungkarang Mataram
GAMBAR BERUGAK AKPAR MATARAM
Pada saat selesai belajar mahasisha akapar mataram, mereka beristirahat ke burugak ini karna tempat ini sangat bagus untuk beristirahat di samping itu juga mereka menikmati indahnya taman pemandangan yang begitu luas dan rapi.
TAMAN AKPAR MATARAM
Taman ini yang berdekatan dengan mushola dan tempat parkir dan kita bisa melihat suasana di mushola tapi alangkah baiknya kita lihat dan menikmati keindahan taman akpar mataram, disamping itu juga kampus akpar ini memiliki taman yang begitu banyak dan luas.
TAMAN YANG MENGHADAP PINTU KELUAR
Apabila kita melihat di gambar ini begitu bagus gambar taman akpar ini karna setiap hari taman ini di perlihara dan di tata sebagus mungkin di samping itu juga setiap orang yang melihat taman ini banyak yang meyuainya .
GAMBAR KANTIN
Kampus kami juga menyediakan fasilitas lain seperti kantin, apbila mahasiswa beristirahat atau mau makan ataupun minuman di sinilah tempatnya dan tidah jauh juga dengan kampus kami, dan di kantin ini mempunyai beberapa menu makanannya kita dapat memilih makanan yang di inginkan.
GANBAR PURE
Disamping itu pula kampus AKPAR Mataram menyediakan Pure tempat sembahyangnya yang beragama hindu di tempat ini suasanya juga bagus dan sangat bersih, karna setiap pagi tempat ini di bersihkan oleh staf yang ada di kampus AKPAR Mataram.
GAMBAR TEMPAT SCURITY
Kalau kita perhatika ini scurity yang berada tepat di depan pintu kampus kami setiap scurity ini selalu berjaga demi keamanan kampus kami, dia tidak pernah mengelu walaupu panasnya matahari.
GAMBAR BAR& RESTAURANT
Disinilah tempat mahasiwa & mahasiswi AKAPAR Mataram paraktek ntah itu membuat minuman atau mencampur minuman ataupun cara menyetup meja, praktik kurang lebihnya 1 bulan sekali,kita belajar teori dulu lalu kita paraktik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar